Resmi Dilantik, Mendikbud Nadiem Lakukan Serah Terima Jabatan dengan Mendikbud Muhadjir
10.59
By
SMA NEGERI 4 KUNDUR
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Kabinet Indonesia Maju
Nadiem Anwar Makarim melaksanakan serah terima jabatan dengan Mendikbud
periode sebelumnya, Muhadjir Effendy. Serah terima jabatan dilakukan di
Gedung Graha Utama, di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), Jakarta, Rabu (23/10).
"Kita menyambut gembira pimpinan baru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Makarim," dikatakan Muhadjir Effendy yang baru saja dilantik sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).
Ditambahkan Muhadjir, bersamaan dengan pelantikan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud yang baru, urusan pendidikan tinggi yang selama ini dikelola Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali akan dikelola dalam satu atap di Kemendikbud.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mendorong Mendikbud yang baru untuk dapat mengevaluasi berbagai program dan kebijakan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. "Silakan dilakukan evaluasi secara menyeluruh mana yang bisa dilanjutkan, tolong dilanjutkan. Tapi kalau ada yang sudah tidak relevan lagi silakan disesuaikan, direvisi atau dibuat program yang baru," tutur Muhadjir Effendy.
Muhadjir Effendy berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga pelaksanaan program-program yang telah diamanatkan Presiden selama tiga tahun terakhir dapat berjalan dengan baik. Sekaligus juga memohon maaf atas kesalahan dan hal-hal yang tidak berkenan selama menjabat sebagai Mendikbud.
"Sejujurnya saya sangat nyaman di lingkungan (Kemendikbud) ini. Karena semuanya pekerja keras, kemudian memiliki kompetensi yang mumpuni," ujar Mendikbud.
Usai memberikan sambutan, Mendikbud periode 2016--2019 Muhadjir Effendy menyerahkan laporan akhir jabatannya kepada Mendikbud Nadiem Makarim.
Tiga Fokus Mendikbud Nadiem
Mendikbud Nadiem Makarim mengakui bahwa tanggung jawab yang diamanatkan Presiden Joko Widodo memang cukup besar dan berat. Namun, ia menerima tanggung jawab yang diberikan sebagai sebuah kehormatan karena keyakinan bahwa pendidikan menjadi faktor kunci untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa di masa depan.
Cukup banyak tantangan yang harus diselesaikan, salah satunya adalah terkait skala pendidikan di Indonesia yang sangat besar. "Jumlah muridnya, jumlah gurunya, jumlah pemerintah daerahnya. Dan semua tersebar di archipelago terbesar di dunia, yaitu di Indonesia. Jadi challenge terbesar adalah skalanya," ungkapnya.
Namun, Mendikbud optimistis dapat menghadirkan solusi yang baik dimulai dengan mendengar, berdiskusi, memelajari kondisi yang ada bersama para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan. "Yang terpenting adalah kita harus mulai bukan dengan aksi, tetapi kita harus mulai dengan belajar dulu dengan semua stakeholders yang ada," ujar Nadiem Makarim.
"Dari situlah baru kita menemukan solusi-solusi, baik teknologi maupun nonteknologi yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan," imbuh Mendikbud Nadiem Makarim.
Lebih lanjut, Nadiem Makarim menyatakan bahwa fokusnya adalah memastikan sistem pendidikan yang dapat membentuk karakter generasi penerus bangsa. "Sistem pendidikan yang berdasarkan kompetensi. Bukan hanya informasi saja. Harus ada skill. Juga relevansi. Selalu, Bapak Presiden ngomong perlu adanya link and match antara industri dan juga institusi pendidikan," jelasnya.
Ditegaskannya, gotong royong adalah budaya bangsa Indonesia yang akan terus dikembangkan dalam setiap gerak Kemendikbud. "Gotong royong dan kolaborasi. Tidak bisa kita lakukan ini sendiri. Semua harus terlibat, semua harus gotong royong untuk menciptakan institusi atau kualitas pendidikan yang lebih baik," pesan Nadiem Makarim.
Mendikbud Nadiem memohon agar para seniornya, baik Mendikbud Muhadjir Effendy maupun Menristekdikti M. Nasir tidak segan untuk membimbingnya dan tidak bosan untuk menjawab pertanyaannya. "Saya membutuhkan mentor-mentor yang bisa menjadikan saya pemimpin yang lebih baik," ujar Mendikbud Nadiem Makarim.
"Kita menyambut gembira pimpinan baru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Makarim," dikatakan Muhadjir Effendy yang baru saja dilantik sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).
Ditambahkan Muhadjir, bersamaan dengan pelantikan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud yang baru, urusan pendidikan tinggi yang selama ini dikelola Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali akan dikelola dalam satu atap di Kemendikbud.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mendorong Mendikbud yang baru untuk dapat mengevaluasi berbagai program dan kebijakan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. "Silakan dilakukan evaluasi secara menyeluruh mana yang bisa dilanjutkan, tolong dilanjutkan. Tapi kalau ada yang sudah tidak relevan lagi silakan disesuaikan, direvisi atau dibuat program yang baru," tutur Muhadjir Effendy.
Muhadjir Effendy berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga pelaksanaan program-program yang telah diamanatkan Presiden selama tiga tahun terakhir dapat berjalan dengan baik. Sekaligus juga memohon maaf atas kesalahan dan hal-hal yang tidak berkenan selama menjabat sebagai Mendikbud.
"Sejujurnya saya sangat nyaman di lingkungan (Kemendikbud) ini. Karena semuanya pekerja keras, kemudian memiliki kompetensi yang mumpuni," ujar Mendikbud.
Usai memberikan sambutan, Mendikbud periode 2016--2019 Muhadjir Effendy menyerahkan laporan akhir jabatannya kepada Mendikbud Nadiem Makarim.
Tiga Fokus Mendikbud Nadiem
Mendikbud Nadiem Makarim mengakui bahwa tanggung jawab yang diamanatkan Presiden Joko Widodo memang cukup besar dan berat. Namun, ia menerima tanggung jawab yang diberikan sebagai sebuah kehormatan karena keyakinan bahwa pendidikan menjadi faktor kunci untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa di masa depan.
Cukup banyak tantangan yang harus diselesaikan, salah satunya adalah terkait skala pendidikan di Indonesia yang sangat besar. "Jumlah muridnya, jumlah gurunya, jumlah pemerintah daerahnya. Dan semua tersebar di archipelago terbesar di dunia, yaitu di Indonesia. Jadi challenge terbesar adalah skalanya," ungkapnya.
Namun, Mendikbud optimistis dapat menghadirkan solusi yang baik dimulai dengan mendengar, berdiskusi, memelajari kondisi yang ada bersama para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan. "Yang terpenting adalah kita harus mulai bukan dengan aksi, tetapi kita harus mulai dengan belajar dulu dengan semua stakeholders yang ada," ujar Nadiem Makarim.
"Dari situlah baru kita menemukan solusi-solusi, baik teknologi maupun nonteknologi yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan," imbuh Mendikbud Nadiem Makarim.
Lebih lanjut, Nadiem Makarim menyatakan bahwa fokusnya adalah memastikan sistem pendidikan yang dapat membentuk karakter generasi penerus bangsa. "Sistem pendidikan yang berdasarkan kompetensi. Bukan hanya informasi saja. Harus ada skill. Juga relevansi. Selalu, Bapak Presiden ngomong perlu adanya link and match antara industri dan juga institusi pendidikan," jelasnya.
Ditegaskannya, gotong royong adalah budaya bangsa Indonesia yang akan terus dikembangkan dalam setiap gerak Kemendikbud. "Gotong royong dan kolaborasi. Tidak bisa kita lakukan ini sendiri. Semua harus terlibat, semua harus gotong royong untuk menciptakan institusi atau kualitas pendidikan yang lebih baik," pesan Nadiem Makarim.
Mendikbud Nadiem memohon agar para seniornya, baik Mendikbud Muhadjir Effendy maupun Menristekdikti M. Nasir tidak segan untuk membimbingnya dan tidak bosan untuk menjawab pertanyaannya. "Saya membutuhkan mentor-mentor yang bisa menjadikan saya pemimpin yang lebih baik," ujar Mendikbud Nadiem Makarim.